Thursday, July 7, 2011

PERUBAHAN SOSIAL

A. Pengertian Perubahan Sosial

Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Pada dasarnya, perubahan tersebut merupakan proses modifikasi struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat disebut perubahan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Ia selalu mencari sesuatu yang baru, bagaimana mengubah suatu keadaan agar lebih baik. Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin berubah, aktif, kreatif, inovatif, agresif, selalu berkembang, dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat.

Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang.

Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.

Mengapa perubahan sosial melekat pada diri suatu masyarakat dengan kebudayaannya? Hal itu terjadi karena alasan-alasan berikut :

1. Menghadapi masalah-masalah baru. Manusia selaku masyarakat berbudaya selalu menghadapi masalah baru yang mengharuskan adanya pemikiran, usaha dan peralatan baru untuk memecahkannya. Begitu suatu masalah terpecahkan, tak mustahil muncul masalah dan kebutuhan baru yang juga menuntut adanya pemecahan. Contohnya, semakin mampu suatu masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi, semakin banyak pula permasalahan baru yang menuntut pemecahannya. Di antaranya adalah penanggulangan kepadatan dan kemacetan lalu lintas di jalan raya, penanggulangan polusi udara oleh asap kendaraan bermotor, dan penyediaan parkir kendaraan bermotor. Oleh karena itu, dapat kita katakana bahwa proses perubahan masyarakat tak aka nada akhirnya, sepanjang masyarakat itu masih ada.

2. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan. Bertahannya bentuk kebudayaan yang berpola dalam suatu masyarakat sangat tergantung pada hubungan antarwarga masyarakat yang mewariskan kebudayaan tersebut. Tidak semua orang dalam suatu masyarakat memiliki pandangan dan sikap yang sama tentang kebudayaan mereka sendiri. Misalnya, di kalangan masyarakat yang bersandar pada system budaya agama tertentu, tidak jarang bermunculan pada pembaharu yang membawa perubahan, seperti adanya gerakan protestantisme dalam kalangan pemeluk agama Kristen atau adanya gerakan wahabi dalam agama Islam.

3. Lingkungan yang berubah. Lingkungan tempat suatu masyarakat hidup juga berubah secara konstan sebagai akibat perlakuan manusia.
Secara umum, kecenderungan suatu masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh factor-faktor berikut :

1. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.
2. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan.
3. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha mengadakan perbaikan.
4. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
5. Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk dapat mengatasinya.
6. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup.
7. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal yang baru, baik yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakat tertentu.
8. Sistem pendidikan yang dapat memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Akan tetapi, masyarakat pun memiliki kecenderungan untuk mempertahankan nilai-nilai lama.
Hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Adanya unsur yang mempunyai fungsi tertentu dan sudah diterima oleh masyarakat secara luas. Contohnya, sistem kekerabatan dan solidaritas kekerabatan pada suku atau etnis tertentu yang mempunyai fungsi sangat penting bagi masyarakat.
2. Adanya unsur-unsur yang diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil. Misalnya, mayoritas makanan pokok rakyat Indonesia adalah nasi. Walaupun telah mengenal berbagai jenis makanan lain yang jauh lebih lezat, masyarakat Indonesia cenderung tetap mempertahankan nasi sebagai makanan pokoknya.
3. Adanya unsur yang menyangkut agama yang dianut masyarakat. Mayoritas rakyat Indonesia memeluk agama Islam. Namun, sebelumnya, di Indonesia berkembang agama Hindu yang memiliki beraneka ragam kebiasaan yang sekarang masih banyak dilakukan oleh umat Islam, seperti selamatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari bagi orang yang telah meninggal. Kebiasaan itu sulit untuk dihilangkan, bahkan mungkin jika seseorang tidak mengadakan upacara selamatan seperti ini, orang itu akan merasa bersalah atau bahkan berdosa.
4. Adanya unsur-unsur yang menyangkut ideology dan filsafat hidup bangsa.

Karakteristik perubahan sosial antara lain :
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang karena setiap masyarakat mengalami perubahan baik cepat maupun lambat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya mempunyai ikatan timbal balik yang sangat kuat.

B. Pandangan para tokoh tentang perubahan sosial.

a. Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku kelompok masyarakat.

b. Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

c. Jw dan Jp Gillin
Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

d. Samuel Koenig
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi pada pola-pola kehidupan manusia. Itu terjadi karena faktor intern maupun ekstern.

e. Robert Maclver
Perubahan sosial dianggap sebagai perubahan dalam hubungan sosial (Social Relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (Equilibrium) hubungan sosial.

f. William F. Ogburn
Perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial.

C. Teori Utama Pola Perubahan Sosial

Menurut Lauer, terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu teori siklus dan teori perkembangan.

1. Teori siklus
Teori siklus melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan dan kemiripan dengan apa yang terjadi sebelumnya.
Dalam perubahan ini, tidak ada batas yang jelas antara pola hidup primitif tradisional dan modern.

Menurut Pittirim Sorikin ahli sosiologi dari Rusia berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan, diantaranya :
a. Kebudayaan Ideasional (Ideational Cultural)
Di dasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap unsur Adikodrati (Supernatural).
b. Kebudayaan Idealistis (Idealistic Cultural)
Kebudayaan ini berisi kepercayaan terhadap unsur Adikodrati dan rasionalitas berdasarkan fakta saling bergabung dalam menciptakan masyarakat yang ideal.
c. Kebudayaan Sensasi (Sensational Cultural)
Dalam kebudayaan ini, sensasi merupakan tolak ukur dan kenyataan dalam tujuan hidup.

2. Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks.
Teori perkembangan dibedakan menjadi 2, yaitu evolusi dan teori revolusi.Penganut teori evolusi, berpandangan bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional dan bersahaja menuju masyarakat modern dan maju.

Teori-Teori Modern mengenai perubahan sosial :
1. Teori Modernisasi
2. Teori Ketergantungan
3. Teori Sistem Dunia

D. Bentuk-bentuk perubahan sosial

1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Ada beberapa macam teori tentang evolusi dan digolongkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :
a. Unilinear Theories of Evolution. Berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu.
b. Universal Theory of Evolution. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.
c. Multilined Theories of Evolution. Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan mayarakat dinamakan revolusi.

3 comments:

  1. pusink liad backgroundnya sm bnyk widgetnya >.< , tp thanks ilmunya ^^

    lapak : www.c-y-b-e-r.tk

    ReplyDelete
  2. Thanks sudah berkunjung ke Blog saya :)

    ReplyDelete
  3. cantik banget, smart

    ReplyDelete

Please Comment here :)